Kalo inget masa-masa sekolah dasar, rasanya pengen banget kembali ke masa-masa itu…. kangen banget,,,, pengen banget ya allah kembali ke masa ituuu.. andai waktu bisa kembali.. hahaha..

Ada beberapa mainan jaman dulu yang paling melegenda kalo menurut ane..

1. Balon-Balonan

image

Dulu ane sering banget beli yg kaya ginian nihh… wiiihhh seru abis kalo maenin ini… ditiuppp.. hahahaha.. kalo pengen jadi balon yg gede.. harus punya keahlian khusus nihh… harus super sabar.. karena balon ini sering banget bocorrr… haaahaha.. kalo bocor tinggal tambal lagiii.. hahaha…

2. Kapal-kapalan

image

Naaahhhh ini kapal kapalan yang terbuat dari semacam almunium gitu gan , cara maininnya nanti ditaro lilin didalem kapalnya.. nanti lilin itu di nyalain api… nanti kalo apinya udah dinyalain gan, kapal ini bisa jalan di atas air gan.. hahaha… suaranya gini gan.. tek tek tek tek tek tek tek tek… hahahha…

3. Pistol-pistolan

image

Nahhh ini pistol ga bahaya gan… cara mainninnya agan tarik pelatuk pistolnya.. terus masukin peluru yg merahnya gan… kalo udh gitu tinggal tembakin aja ke musuhh… hahahhaa… suaranya khas banget gan… bikin kaget juga, kadang kita sendiri yg pegang pistolnya.. kita juga yg kagetnya… hahaa… kalo abis pelurunya.. tinggal beli aja gan.. di toko mainan banyakkkk

4. Main Bongkar Pasang atau Main BP

image

Nah ini ane sering mainin bareng temen cewe nihh… ini terbuat dari kertas karton gan… seru banget.. agan bisa ganti pakaian sesuka hatii..harganya pun murah gan.. Rp. 200/lembar (kalo ga salah).. biasanya ane sering maenin ini di bulan ramadhan menjelang buka puasa gan.. maeninnya di teras rumahh.. hahaha..

5. Ular Tangga

image

Nahhh ini permainan seru gan.. ada start ada finish gan.. agan mulainya dari bawah dulu.. nah langkah ini di tentuinnya sama dadu gan… dadu itu ibarat takdir kalo di permainan inii gan.. kalo agan pas nginjek ekor ularr… agan bakal balik lagi ke bawah gann… dan bakal ditinggal sama musuh agan.. haha.. tapi kalo agan pas banget nginjek tangga.. agan naik melesat gan.. haha..
Biasanya ane mainninnya 4 orang gan…

6. Tamagotchi

image

Waktu itu kayaknya tamagotchi booming banget, semua anak anak sepantaran ane merengek rengek minta dibeliin yang kayak gini gan… harganya juga lumayan mahal juga gan.. gatau tuh berapa harganya.. yg pasti nyampe puluhan ribu gan… ane sedih gan gabisa beli yg kaya ginian… karena ane ga kebeli gan.. huhuhu.. temen ane juga cuma anaknya kades gan yg punya ini barang..

7. Pletok-pletokan

image

Nah ini buat perang perangan gan… ane pernah bikin yg kayak gini.. cuman suka patah mulu gan.. yaudah ane mending beli aja gan.. murah kok gan.. cuman Rp. 500/batang.. pelurunya juga cuman pake kertas yg dibasahi gann… oh iya gan, ane sering pake geliga gan di kertasnya.. biar kena org jadi panas.. hahaha

Sebenernya banyak banget gan mainan dulu yg sangat melegenda… cuman pada lupa gan…. maklum udh tua.. hhaaha.. kalo ada yg mau nambahin.. silahkan aja tulis di komentar yaa..

image

Assalamualikum, kali ini ane mau berbagi cara mendapatkan dari candy indonesia.

Pendaftar pertama sebelum masa promo habis (maret) akan mendapatkan pulsa Rp.10.000 GRATIS! kalau masa promo sudah habis kalian tetap bisa dapet pulsa gratis dengan mengumpulkan poin..minimal poin untuk ditukar adalah 5000 = Rp.5000,- payout yang kecil kan?

Ayo buruan daftar sebelum masa promosi habis!! Yang mau Pulsa gratis dari Candy dan info lengkap silahkan klik disini

Oh iya sob saat pendaftaran kita disuruh buat ngisi no handphone kita dan surel (surel itu email). Jadi persiapkan no hp sama email kita yahhh (kalo email bisa ngasal sob.. hehe..

Oke sob langsung aja daftar disini

Kalo ada yang gratis, ngapain bayar

Obrolan  —  Posted: Maret 6, 2014 in Pekerjaan, Remaja, Teknologi, Tips dan Trik
Tag:, , , , , , , , , , ,

image

GUNUNG Kelud menurut legendanya bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat,Gunung Kelud terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu, Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan kecantikannya dilamar dua orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro Untuk menolak lamaran tersebut Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.

Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.

Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan. ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.
(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau)

Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak supah itu yang disebut Larung Sesaji.
 
Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyakat Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkan pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. Bagaimanapun aktivitas Gunung Kelud dengan segala pernak perniknya menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kediri.

Masuk Terowongan Lokasi Larung Sesaji ini sebenarnya tidak jauh, hanya sekitar 500 meter. Namun karena medannya naik turun,maka bisa membuat kaki kepenatan. Apalagi iring-iringan peserta upacara harus memasuki sebuah terowongan Gresco 2 yang diameternya sekitar 4 meter. Menariknya, kondisi terowongan yang gelap gulita itu hanya dihiasi lampu petromaks dan lilin pada saat pelaksanaan larung sesaji. Terowongan yang membelah lereng Gunung Kelud ini panjangnya sekitar 200 meter. Kondisinya sangat mirip Tunnel Migbay Los Angeles yang cukup popular karena pernah menjadi ikon event pembuatan film King Kong produksi Hollywood. Begitu keluar dari terowongan ini, maka terlihatlah pemandangan indah kawah Gunung Kelud yang berwarna kehijau-hijauan. Air kawah seluas 12 Ha posisinya diapit 3 Gunung yakni Gunung Kelud, Gajah mungkur dan Sumbing begitu indah dan memesona. Pintu keluar terowongan menggunakan jalan setapak di atas tanah keras bebatuan, dengan menuruni tangga trapping beton kira kira 100 meter. Yang menarik, ketika kita memasuki bibir kawah Gunung Kelud peserta Larung Sesaji tidak boleh menggunakan alas kaki.

Maksud Larung Sesaji ini sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Lereng Gunung Kelud tepatnya berbagai sumber

Kawasan Gunung Kelud terletak kurang lebih 35 Km dari kota Kediri atau 120 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur Surabaya. Termasuk gunung api aktif dengan ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Panorama pegunungan indah yang alami dan udara sejuk membuat wisatawan kerasan berlama-lama di kawasan ini.

Obyek Wisata Kelud sangat cocok bagi mereka yang berjiwa petualangan (adventure). Di antara panjat tebing, lintas alam, camping ground. Bahkan baru-baru ini dijadikan check point rally mobil nasional 2006. Jalan menuju Gunung Kelud sudah hotmiks dan dapat dilalui segala jenis kendaraan. Akan tetapi sebaiknya jangan menggunakan mobil sedan, karena 3 km menjelang masuk pintu gerbang terdapat tanjakan yang cukup terjal, yakni kemiringan 40 derajat yang panjangnya sekitar 100 meter. Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan yang tercatat mulai tahun 1000 sampai 1990.

image

Setia Itu Indah, ya sangat indah….

Setia itu memang indah, tapi jalan menuju kesetiaan itu yang susah…

Apa sih yang kalian ketahui tentang kesetiaan…?

* Kesetiaan adalah penghargaan tertinggi untuk cinta.
* Kesetiaan adalah segalanya.
* Kesetiaan adalah masalah pilihan.
* Kesetiaan adalah menjaga perasaan kepada pasangan.
* Bahkan ada yang bilang, Setia itu menyakitkan, sangat menyakitkan…

Kesetiaan merupakan lambang keutuhan yang mengajarkan kepada kedewasaan setiap pribadi. Namun terkadang, kita tidak mampu menilai kesetiaan itu karena alasan yang masuk akal telah dibuat oleh pasangan kita sendiri.

Belajarlah pada BURUNG MERPATI..!

Merpati adalah burung yg tdk pernah mendua hati.
Coba perhatikan, adakah burung merpati yg suka ganti-ganti pasangan?
“Tidak!” Pasangannya cukup 1 seumur hidupnya.

Merpati adalah burung yg tahu kemana ia harus pulang. Betapapun terbang jauh, ia tdk pernah tersesat utk pulang.
Adakah burung merpati yg pulang ke rumah lain? “Tidak!”

Merpati adalah burung yg romantis.
Coba perhatikan, ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu.
Pernahkah dilihat mereka saling mencaci? “Tidak!”

Merpati adalah burung yg tahu bagaimana bekerja sama.
Coba perhatikan, ketika mereka membuat sarang, sang jantan dan betina silih berganti membawa ranting. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga diluar sarang, apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami.
Pernahkah dilihat mereka saling melempar pekerjaannya? “Tidak!”

Merpati adalah burung yg tdk mempunyai empedu, ia tdk menyimpan kepahitan sehingga tdk pernah menyimpan dendam.

Sudahkah kita lemah lembut dan sabar, saling mengasihi, setia, dan mengampuni terhadap pasangan hidup kita..? Jika belum, mulailah dari sekarang untuk setia pada satu pasangan. Cobalah…! Setia itu sangatlah indah….

Obrolan  —  Posted: Januari 17, 2014 in Cinta, Remaja, Uncategorized
Tag:, , , , , , , , , , , ,

image

Danau Laut Tawar adalah sebuah danau dan kawasan wisata yang terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah , Nanggröe Aceh Darussalam. Disisi barat danau ini terdapat sebuah kota kabupaten yaitu kota TAKENGON, yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Suku Gayo menyebut danau ini dengan sebutan Danau Lut Tawar.
Luasnya kira-kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter). tempat polasi ikan depik.

Disini, Anda dapat melihat masyarakat yang bercocok tanam dan memancing. Kopi, jeruk keprok, dan alpukat Gayo merupakan andalan dari daerah ini.

Objek Wisata Danau Laut Tawar terletak disebelah timur kota Takengon, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan merupakan danau terluas di provinsi tersebut. Akses menuju Takengon lebih mudah di tempuh melalui kota Bireun.

Ada sebuah terminal kecil tempat mangkal angkutan khusus ke Objek Wisata Danau Laut Tawar Takengon. Lamanya perjalanan sekitar 5 jam dengan biaya kurang lebih sebesar Rp 25.000,-. Selain dari Bireun, jalan alternatif menuju Takengon dapat juga ditempuh melalui Blang Kejeren dan Kutacane.

Keistimewaan danau ini yang dapat Anda nikmati selain pemandangannya yang indah dan airnya yang tidak asin, terdapat pula empat gua yang mengelilingi danau tersebut. Danau tersebut luasnya hampir seperti laut, karena itu masyarakat menyebutnya Danau Laut Tawar. Ada kapal motor yang dapat membawa Anda untuk mengelilingi danau ini. Danau ini sangat alami dan tampak belum banyak disentuh tangan manusia, airnya yang jernih membuat Anda dapat melihat terumbu karang dan ikan yang berenang di dalamnya.

Bagi Anda yang gemar fotografi, keluarkanlah kamera. Potretlah tiap sudut dari kecantikan danau ini.
Perpaduan bukit yang hijau dan air yang biru menjadi daya tarik tersendiri. Belum lagi awan awan yang menyelimuti kabutnya. Sempurna!

Puas memotret, kini saatnya menjelajahi Danau Laut Tawar. Anda bisa mencoba naik perahu karet atau perahu boat untuk menjelajahi sebagian Danau Laut Tawar. Biayanya sekitar Rp 15-25 ribu per orang. Tergantung bagaimana Anda menawarnya.

Satu lagi yang harus Anda lakukan saat berkunjung ke Danau Laut Tawar adalah mencicipi ikan depik.
Ikan depik bisa disajikan dengan berbagai jenis masakan. Di antaranya untuk jenis masakan masam jing, pengat, dan dedah. Pengolahan depik masam jing akan lebih istimewa jika dimasak dalam kuali tanah. Disamping memberikan rasa lebih istimewa, juga memunculkan kesan tradisional.
Bagi yang tidak terbiasa atau baru mencicipi ikan ini, akan berkomentar, “Depik itu pahit”. Memang, ikan depik pada bagian kepalanya terasa agak pahit. Namun, rasa pahit itu yang menjadi ciri khas ikan depik.

Jika seharian tak cukup menikmati Danau Laut Tawar, ada beberapa penginapan tak jauh dari danau yang dapat Anda tempati. Pagi sampai siang hari, dijamin tidak akan bosan saat melancong ke Danau Laut Tawar ini.

Berburu Kopi Arabica Terbaik Dunia

Selain menikmati keindahan Danau Lut Tawar dan budaya masyarakat Gayo, di dataran tinggi Aceh ini, wisatawan juga dapat berburu berbagai jenis kopi Arabica terbaik dunia. Bahkan, banyak warung kopi telah di buka untuk memanjakan lidah wisatawan.

Wisatawan juga dapat berkunjung langsung ke kebun kebun kopi milik warga, untuk melihat langsung tangan-tangan dingin warga lokal yang memetik kopi yang telah matang.

Wisatawan juga dapat berkunjung ke pabrik-pabrik kopi yang terdapat di sekitar Danau Lut Tawar. Di sana, wisatawan dapat melihat kaum perempuan yang bekerja memisahkan biji kopi kualitas ekspor dan yang dijual untuk produsen kopi lokal di Indonesia.

Sumber: wikipedia, detik, shnews

image

Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh. Masjid ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh .

Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, Kemudian, pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya.

Mesjid ini berkubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935 . Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959 -1968 ).

Mesjid ini kemudian telah diperluas dan saat ini memiliki 7 kubah.

Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan masjid tersebut.

Ayo berwisata religi ke Masjid Raya Baiturrahman….!

Jika traveling ke Banda Aceh, jangan lupa untuk mampir ke Masjid Raya Baiturrahman. Apalagi saat bulan puasa tiba, suasananya tidak akan pernah terlupa.

Masjid Raya Baiturrahman telah dikenal sebagai landmark dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Letaknya di pusat kota Banda Aceh, mudah untuk dikunjungi. Ada sejarah kebudayaan dan rasa dari masyarakat Aceh yang kental di masjid ini.

“Pastikan Anda untuk mengenakan pakaian yang sopan, seperti celana panjang untuk lelaki dan jilbab bagi para wanita. Biasanya para wisatawan berfoto di halaman masjidnya atau naik ke menara masjidnya untuk melihat Kota Banda Aceh dari ketinggian 60 meter”.

Bagaimana dengan transportasi menuju ke Masjid Raya Baiturrahman…?

Tenang saja, Transportasi menuju Banda Aceh dari Jakarta sekarang juga sudah mudah. Banyak sekali maskapai penerbangan yang menuju ke sana, dengan harga termurah sekitar Rp. 1.000.000 / orang / pp. Dari Bandar Udara Sultan Iskandar Muda kalian bisa menuju ke Masjid Raya Baiturrahman dengan mempergunakan angkot atau naik mobil yang dicarter bersama seharga Rp. 15.000 / orang.

Bisa juga dengan naik bis dari Terminal Rawamangun menuju Banda Aceh, atau naik kapal laut dengan KM Kelud yang berangkat setiap hari Jumat dari pelabuhan Tanjung Priok sampai ke Belawan dengan harga tiket termurah Rp. 341.000 / orang. Dari Belawan kalian bisa menumpang Bus Malam Kurnia atau Pelangi. Harga tiket Bus Kurnia Rp. 110.000 / orang, sedangkan Pelangi Rp. 180.000 /orang. Lokasi kedua bus di atas berada di Jl. Gajah Mada, yang dicapai dari pelabuhan Belawan dengan naik angkot Rp. 10.000 /
orang.

Sumber : detik, wikipedia

Dahulu kala ada seorang raja
yang hidup di daerah Klungkung.
Raja ini bergelar Sri Sagening. Dia punya istri banyak, dan istrinya yang terakhir bernama Ni Luk Pasek.

Istri terakhir itu berasal dari desa Panji dan keturunan Kyai Pasek Gobleg. Istrinya yang terakhir tadi nasibnya malang, karena sejak mengandung dia dibuang dari istana lalu dikawinkan dengan Kyai Jelantik Bogol oleh suaminya sendiri.

Dengan kasih sayangnya suami yang baru itu dia merasa agak terkurangi beban kesediannya. Dalam perjalanan rumah tangga dia dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama I Gusti Gede Pasekan. Anak ini semakin hari tumbuh menjadi dewasa, sehingga sangat disegani oleh masyarakat setempat, karena dia punya wibawa yang sangat besar.

Dalam waktu dia sudah berumur dua puluh tahun Ki Jelantik Bogol memanggilnya, hai anakku sekarang kau pergilah ke daerah Den buki di daerah Panji.

Mengapa saya harus pergi ke sana, ayah?

Anakku, disana tempat kelahiran ibumu.

Kalau begitu, baiklah, ayah, saya akan berangkat ke sana.

Kyai Jelantik Bogol berkata kepada anaknya, bawahlah dua senjata ini, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Semang dan sebatang tombak bernama Ki Tunjung Tutur. Semoga kau selamat dalam perjalanan hingga kau sampai di bukit tersebut.

Dalam perjalanan I Gusti Gede Pasekan diiringi sebanyak empat puluh orang dibawah pimpinan Ki Dumpiung dan Ki Kadosot.

Perjalanan yang ditempuh selama empat hari, hingga mereka tiba di suatu tempat yang disebut Batu Menyan. Mereka bermalam di tempat ini, sementara I Gusti Gede Pasekan dan ibunya dalam keadaan dijaga ketat pada malam itu. ‘•

Tiba-tiba datanglah makhluk ghaib pada tengah malam. I Gusti Gede diangkat makhluk ghaib dari hutan itu ke pundaknya, sehingga dapat melihat pemandangan lautan maupun daratan yang terbentang dari kejauhan.

Dikala dia melihat ke arah Timur dan Barat laut, maka dari kejauhan nampak pulau yang sangat jauh. Sedangkan dia memandang ke selatan pemandangannya terhalang oleh gunung. Makhluk ghaib itu lalu lenyap darinya seraya mendengarkan bisikan; I Gusti, daerah yang baru kau lihat itu merupakan daerah kekuasaanmu.
Mendengar suara ghaib itu Gusti Gede terkejut bercampur gembira, mungkin ini pertanda suatu saat kami akan mendapatkan kedudukan yang mulia, yaitu menjadi penguasa di daerah yang sangat luas itu.

Kejadian yang telah dialaminya itu telah diceritakan kepada ibunya. Mendengar cerita dari anaknya itu, sang ibu memberi semangat untuk melanjutkan perjalanannya lagi. Keesokan harinya rombongan I Gusti Gede melanjutkan perjalanan, yang sangat jauh sekali dan sukar, tetapi masih ditempuh dengan penuh semangat, hingga sampailah pada tempat yang dituju dalam keadaan sehat.

Setiba di kampung ibunya, ada peristiwa yang menggegerkan yaitu ada sebuah kapal Bugis terdampar di laut Panimbangan. Pada mulanya Bugis itu sudah minta tolong sama nelayan, tetapi tidak berhasil. Nahkoda sementara sudah putus asa karena kapalnya, tidak bisa diatasi masih saja terdampar.

Saat itu datanglah tetua kampung memberi tahu kepada nahkoda. Hanya satu pemuda yang bisa menolong kamu dalam peristiwa ini. Tolong, beritahu saya, tuan! siapa dia? Dia adalah I Gusti Gede Pasekan.

Nahkoda itu akhirnya datang kepada I Gusti Gede Pasekan seraya dia berkata, “Saya datang kemari benar-benar membutuhkan bantuan tuan, bila tuan berhasil menyeret kapal saya yang sedang terdampar, maka kami akan memberi tuan sebagian isi kapal itu sebagai upahnya”.

Saya akan mencoba mengangkat kapal yang terdampar itu kata I Gusti Gede Pasekan. Dia lalu mengeluarkan dua buah
senjata warisan dari Kyai Jelantik Bogol. Sebelum pekerjaan berat itu dikerjakan dia konsentrasi, memusatkan pikirannya, lalu muncullah dua makhluk halus dari dua senjata itu.

Dua makhluk halus tadi berkata, “Tuan apa yang harus saya kerjakan?” Bantulah aku menyeret kapal yang sedang terdampar itu, hingga sampai laut lepas! Baik tuan, kalau begitu mari kita lakukan!

Dengan mudah dia menyeret kapal terdampar itu atas bantuan dua makhluk ghaib.

Dengan senang hati nahkoda kapal itu akhirnya memberi upah dengan memberi dua buah gong besar. Dia mendapat gelar I Gusti Panji Sakti, dan sekarang dia menjadi orang kaya raya.

Sejak itulah kekuasaan I Gusti mulai meluas dan terkenal dimana-mana, kemudian dia mulai merintis mendirikan kerajaan baru di daerah Den Bukit. Perkiraan pada abad ke 17 ibu kota kerajaan itu disebut Sukasada.

Lambat laut kerajaan ini semakin maju. Dan banyak sekali pohon buleleng tumbuh di daerah ini, sehingga pusat kerajaan baru itu dinamakan Buleleng. Di Pusat kerajaan baru inilah didirikan istana megah yang bernama Singaraja.

image

Alkisah di Pulau Bali terdapat sebuah desa yang subur dan
makmur. Sawah dan ladangnya selalu memberi hasil yang melimpah. Di desa tersebut tinggal seorang petani yang bernama Pak Jurna dan istrinya. Mereka menginginkan hasil panen padinya lebih banyak dari yang sebelumnya.
“Mhh, sebaiknya pada musim tanam padi sekarang ini kita berkaul,” usul Pak Jurna kepada istrinya.
“Berkaul apa, pak ?” sahut bu Jurna
“Begini. Jika hasil panen padi nanti meningkat, kita buat tumpengan nasi besar,”ujar pak Jurna penuh harap.
Ibu Jurna setuju.

Ternyata hasil panen padi pak Jurna meningkat. Sesuai dengan kaul yang telah diucapkan, lantas pak Jurna dan istrinya membuat tumpeng nasi besar. Selain itu mereka mengadakan pesta.

Namun, pak Jurna dan istrinya belum puas dengan hasil panen yang diperoleh.
Mereka ingin berkaul lagi di musim padi berikutnya.
“Sekarang kita berkaul lagi. Jika hasil panen padi nanti lebih meningkat, kita akan membuat tiga tumpeng nasi besar- besar,” ujar pak Jurna yang didukung istrinya.

Mereka pun ingin mengadakan pesta lebih meriah daripada pesta sebelumnya.

Ternyata benar- benar tejadi.

Hasil panen padi lebih meningkat lagi.

Mereka segera memenuhi kaul yang telah mereka ucapkan. Mereka membuat tiga buah tumpeng nasi besar- besar. Pesta lebih meriah dari sebelumnya.

“Sebaiknya, kita berkaul agar hasil panen padi pada musim berikutnya berlimpah ruah dan ternak kita semakin banyak,” kata pak Jurna lebih jauh. Lantas mereka berkaul, mereka membuat tumpeng nasi besar- besar sebanyak lima buah.

Terjadilah apa yang diinginkan pak Jurna. Hasil panen padi dan ternaknya semakin berlimpah ruah.
Lagi diadakan pesta besar- besaran.

“ Suatu anugerah dari sang dewata, apa yang kita mohon dap berhasil,” ujar pak Jurna. Ia masih menginginkan hasil panen dan hasil ternak yang lebih banyak lagi. Ia merasa tidak puas dengan apa yang diraihnya.
Di suatu pagi yang cerah, pak Jurna ke sawah. Lalu ia melihat ada sesuatu yang aneh.
“Onggokan tanah sebesar catu?”tanyanya dalam hati.
“Perasaanku onggokan tanah ini kemarin belum ada,”gumam pak Jurna smbil mengingat- ingat.

Catu adalah alat penakar beras dari tempurung kelapa. Setelah
mengamati onggokan tanah itu,pak Jurna segera melanjutkan perjalanan mengelilingi sawahnya. Setelah itu, ia pulang ke rumah.

Setelah tiba di rumah, pak Jurna menceritakan apa yang dilihat di lahan sawah kepada istrinya. Ia
segera mengusulkan agar membuat catu nasi seperti yang dilihatnya di sawah. Ibu Jurna mendukung rencana yang dibuat suaminya.
“Begini,pak. Kita buat beberapa catu. Dengan begitu maka panenan kita akan berlimpah ruah, sehingga dapat melebihi panen orang lain,” usul bu Jurna.

Betapa gembiranya hati pak
Jurna mendapat tanggapan baik dari istrinya. Dan mulailah berkaul.

Ternyata hasil panen padi berlimpah ruah. Lumbung padi penuh. Para tetangga pak Jurna takjub melihat hasil panen yang tiada bandingnya itu. “Pak Jurna itu petani ulung,” Kata seorang lelaki setengah baya kepada teman-temannya.
“Bukan petani ulung tetapi petani
beruntung,” timpal salah satu temannya sambil tersenyum. Pak Jurna dan istrinya lantas membuat beberapa catu nasi.

Pesta pora segera dilaksanakan
meriah.Beberapa nasi catu segera dibawa ke tempat sebuah catu tanah yang semakin besar ini.

“Baik. Aku akan membuat nasi catu seperti catu tanah yang semakin besar ini,” tekad pak Jurna bernada sombong. Pak Jurna segera pulang ke rumah dan memerintahkan istrinya agar segera membuat sebuah catu nasi yang lebih besar.

Sebuah catu nasi yang dimaksud
telah siap dibawa ke sawah.

Sambil bersenandung dan diiringi gemerciknya air sawah, pak Jurna membawa catu nasi besar. Namun setelah tiba di tempat, pak Jurna terperanjat.
“Astaga! Catu semakin besar dan
tinggi!” pekiknya.
“Tak apalah. Aku masih mempunyai simpanan beras yang dapat dibuat sebesar catu ini”ujar paj Jurna tinggi hati.

Begitulah yang terjadi. Setiap pak Jurna membuat catu nasi lebih besar, ternyata onggokan tanah yang berupa catu bertambah besar dan tinggi.

Lama-kelamaan pak Jurna
dan istrinya menjadi panik. Karena beras yang dibuat catu semakin menipis. Apalagi catu itu membentuk bukit. Pak Jurna dan istrinya pasrah.
Mereka tidak sanggup lagi membuat catu nasi. Lantas, apa yang terjadi?

Pak Jurna jatuh miskin karena
ulahnya sendiri. Akhirnya catu berupa onggokan tanah yang telah berubah menjadi bukit dinamai Bukit Catu.

Dahulu, disebuah kampung hidup satu keluarga miskin. Keluarga itu memiliki seorang anak bernama Sikintan. Pekerjaan ayah Sikintan mencari kayu. Kemudian kayu itu dijual kepasar. Uang penjualan kayu itu digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari.
Pada suatu malam, ayah Sikintan itu bermimpi. Dalam mimpinya ia didatangi seorang tua. Orang tua itu menunjukkan, di hulu sungai ada sebuah rumpun bambu besar. Di tengah rumpun bambu itu ada tongkat intan.“ carilah karena itulah anugerah untukmu “, ujar orang tua itu.
Keesokan harinya ayah Sikintan mengajak anaknya pergi ke hulu sungai. Sikintan bertanya pada ayahnya, ada apa di hulu sungai. Namun, ayahnya mengatakan, hanya jalan-jalan saja.
Mereka berjalan kehulu menyusur sungai. Tak berapa lama kemudian, mereka tiba diserumpun bambu.  Sikintan mendekat ke rumpun bambu itu. “ ayah sedang mencari apa ?”
Ayahnya tak menjawab, malah sibuk mencari-cari. Tak berapa lama, wajahnya berbinar, ia melihat tongkat intan. Cepat-cepat diambilnya tongkat berharga itu dan segera dibawanya pulang.
Kemudian ayah Sikintan menceritakan mimpi tentang tongkat itu. Ketika tiba di rumah, ibu Sikintan heran melihat suaminya memiliki tongkat intan.
Mereka bertiga mufakat akan menjual tongkat intan itu. Tapi kemana akan dijual? bila di daerah itu dijual, orang-orang tentu bisa menduga bahwa barang itu dicuri. Bukankah hidup keluarga itu miskin.
Akhirnya orang tua Sikintan meminta Sikintan menjual tongkat itu ke negeri lain. Sikintan pergi dengan perahu. Sesaat sebelum berangkat, ayah Sikintan berpesan, “ kalau kamu sudah menjual tongkat intan ini dan mendapat uang banyak, jangan lupa pada kami. Ingat hidup ayah ibumu miskin.”
“ percayalah ayah. Anakda akan selalu mengingat ayah dan ibu, “ ujar Sikintan.
Dalam perjalanan, Sikintan selalu membantu pemilik perahu. Ketika sampai di tujuan, Sikintan dibebaskan dari ongkos. Bahkan, pemilik perahu memberikan sedikit uang.
Hati Sikintan merasa senang. Tiba di negeri itu, ia mencoba mencari induk semang. Beberapa hari ia tinggal di rumah induk semangnya. Suatu hari, ia pergi ke pasar menjual tongkat intan yang dibawanya. Beberapa toko yang ditawarinya tak mampu membeli tongkat intan yang mahal itu. Untunglah ada ynag menunjukkan toko paling besar di negeri itu.
“ mungkin toko itu mau membeli barangmu ini. “
Sikintan membawa tongkat intan ke toko besar itu. Lalu menawarkan pada saudagar pemilik toko. Sikintan menceritakan, ia sudah menawarkan kepada beberapa toko, tapi tak sanggup membelinya. Rupanya saudagar itu merasa malu. Lalu tongkat intan itu dibelinya walaupun dengan harga yang sangat mahal.
Setelah mendapat uang banyak, Sikintan muali berdagang. Ia membuka toko. Karena mempunyai modal besar, uasaha Sikintan tampak cepat berkembang. Ia menjadi orang kaya raya di negeri itu. Ia pun telah membeli kapal. Sebagai seorang saudagar kaya, Sikintan mempersunting istri yang cantik jelita. Hidup dalam kemewahan, ia lupa ayah dan ibunya yang miskin.
Suatu malam Sikintan bermpimpi. Ayah dan ibunya datang menemuinya dan berkata, “ Sikintan, kamu sudah kaya raya. Mengapa lupa kepada ayah dan ibumu ? Datanglah, kami menunggumu “
Setelah bermimpi itu, Sikintan sadar kan keadaan ayah dan ibunya yang hidup miskin. Lalu diceriatakannya kepada istrinya. Mereka mufakat akan menjenguk ayah dan ibu Sikintan.
Dengan menggunakan kapal sendiri, Sikintan bersama istrinya serta rombongan menuju kampung ayah dan ibunya. Ketika tiba di pelabuhan, Sikintan mengutus orang untuk memberi tahu kedatangannya kepada ayah dan ibunya, agar orang tuanya datang ke kapal. Orang itu segera memberi kabar. Dan mengatakan bahwa Sikintan sudah kaya raya.
Mendengar berita itu, ayah Sikintan meuju ke kapal ingin bertemu dengan buah hatinya. Di tepi kapal, ia bertanya dimana anaknya Sikintan. Petugas memberitahu kepada Sikintan bahwa ayahnya sudah datang. Ketika melihat ayahnya sudah tua dengan pakaian kuamal dan compang-caming pula, ia merasa malu. Malu kepada istri dan rombongannya. Sikintan tidak mengakui bahwa orang tua yang ada di hadapannya adalah orang tuanya.
‘ bukan, dia bukan ayahku, suruh orang tua itu pergi “
Dengan hati yang sedih, ayah Sikintan pulang. Di rumah, orang tua itu menangis. Istrinya heran melihat suaminya tiba-tiba menangis.
“ mengapa abang menangis ?”
“ Sikintan tak mengakui aku lagi sebagai ayahnya. Coba kau kesana. Mungkin kau diakui sebagai ibunya “
Ibu Sikintan berangkat ke kapal ingin menemui anakanya. Di tepi kapal, kepada orang, ia ia memberi tahu ingin bertemu dengan anaknya Sikintan. Ketika Sikintan melihat ibunya tua bangka dengan pakaian kumal pula, ia tidak mau mengakui orang itu ibunya. Lalu pulanglah ibu Sikintan dengan hati sedih. Tiba di rumah, ia bertangis-tangisan dengan suaminya.
Sikintan dan rombongan pun bersama kapalnya berangkat. Tak berapa jauh meninggalkan pelabuhan, datanglah hujan dan badai. Kapal Sikintan taka dapat berlayar. Kapten kapal berkata pada Sikintan, ia telah durhaka kepada ibunya.
“ kembali ke pelabuhan. Disana nanti saya akan mengakui kedua orang tua itu sebagai orang tua saya,” kata Sikintan kepada kapten kapal.
Tiba di pelabuhan, diutus orang untuk menjemput kedua orang tua Sikintan. Sikintan kini minta ampun. Ketika melihat kedua orang tuanya yang sangat miskin itu, Sikintan masih juga merasa malu. Sikintan mersa malu mengakui kedua orang tua itu adalah orang tuanya.
Kedua orang tua yang datang dengan gembira karena anaknya akan minta ampun sekarang merasa sedih kembali. Sikintan belum mengakui mereka adalah ayah dan ibunya.
“ kalau Sikintan belum juga mengakui kami orang tuanya, ya sudahlah, ‘ setelah berkata begitu, kedua orang tua Sikintan pulang dengan hati yang pedih.
Tak berapa lama kemudian, kapal Sikintan berangkat. Kedua orang tuanya berdoa kepada Tuhan, sambil berkata, “ ya Allah, kami tidak diakui sebagai orang tua oleh anak kami. Berilah dia hukuman yang Engkau kehendaki. “
Usai orang tua itu berdoa, datanglah angin kencang. Turun badai topan menenggelamkan kapal Sikintan. Beberapa minggu setelah kejadian, kapal itu tampak menjadi pulau. Di pulau itu hiduplah seekor monyet putih. Orang berkata bahwa monyet itu adalah Sikintan yang durhaka kepada orang tuanya. Beberapa bulan kemudian, monyet itu tak nampak lagi, mungkin meninggal dunia dengan seribu penyesalan. Sampai saat in, pulau itu dinamakan Pulau Sikintan.

Posted from WordPress for Android

image

Alkisah, di tengah hutan belantara itu, hiduplah sekawanan burung parakeet yang hidup damai, tenteram, dan makmur. Setiap hari mereka bernyanyi riang dengan suara merdu bersahut-sahutan dan saling membantu mencari makanan. Kawanan burung tersebut dipimpin oleh seorang raja parakeet yang bernama si Parkit. Namun, di tengah suasana bahagia itu, kedamaian mereka terusik oleh kedatangan seorang Pemburu. Ternyata, ia berniat menangkap dan menjual burung parakeet tersebut. Pelan-pelan tapi pasti,si Pemburu itu melangkah ke arah kawanan burung parakeet itu, lalu memasang perekat di sekitar sarang-sarangnya. “Ehm….Aku akan kaya raya dengan menjual kalian!”, gumam si Pemburu setelah selesai memasang banyak perekat. Si Pemburu itu pun tersenyum terus membayangkan uang yang akan diperolehnya.

Gumaman si Pemburu tersebut didengar kawanan burung parakeet, sehingga mereka menjadi ketakutan. Mereka berkicau-kicau untuk mengingatkan antara satu sama lainnya. “Hati-hati! Pemburu itutelah memasang perekat di sekitar sarang kita! Jangan sampai tertipu! Sebaiknya kita tidak terbang ke mana-mana dulu!” seru seekor burung parakeet. “Ya, betul! Kita memang harus berhati-hati,” sahut burung parakeet yang lain. Namun, karena harus mencari makan, burung-burung parakeet itu pun keluar dari sarangnya.Alhasil, apa yang ditakutkan burung-burung parakeet itu pun terjadi. Bencana tak terelakkan, burung burung parakeet itu terekat pada perekat si Pemburu. Mereka meronta-ronta untuk melepaskan diri dari perekat tersebut, namun usaha mereka sia-sia. Kawanan burung parakeet tersebut menjadi panikdan bingung, kecuali siParkit, raja parakeet. Melihat rakyatnya kebingungan, Raja Parakeet berkata, “Tenang, Rakyatku! Ini adalah perekat yang dipasang si Pemburu. Berarti dia ingin menangkap kita hidup-hidup. Jadi, kalau kita mati, si Pemburu itu tidak akan mengambil kita. Besok, ketika si Pemburu itu datang, kita pura pura mati saja!”, mendegar penjelasan raja Parakeet itu, rakyatnya terdiam. Sejenak, suasana menjadi hening. Di tengah keheningan itu,“Berpura-pura mati? Untuk apa?”, tanya seekor parakeet, membuat burung parakeet lainnya menoleh ke arahnya. Si Parkit tersenyum mendengar pertanyaan itu, “Besok, setelah si Pemburu melepaskan kita dari perekat yang dipasangnya, dia akan memeriksa kita satu per satu. Bila dilihatnya kita telah mati, maka dia akan meninggalkan kita di sini. Tunggu sampai hitunganku yang ke seratus agar kita dapat terbang secara bersama-sama!”. Semua rakyatnya ternganga mendengar penjelasan si Parkit. “Oh, begitu..!? Baiklah, besok kita akan berpura-pura mati agar dapat bebas dariPemburu itu!”, sahut rakyatnya setuju.

Kini, rakyatnya sudah mengerti apa yang direncanakan oleh si Parkit. Mereka berjanji akan menuruti perintah rajanya. Keesokan harinya, si Pemburu pun datang. Dengan sangat hati-hati, si Pemburu melepaskan burung parakeet tersebut satu persatu dari perekatnya. Ia sangat kecewa, karenatak satu pun burung parakeet yang bergerak. Dikiranya burung parakeet tersebut telah mati semua, ia pun membiarkannya. Dengan rasa kesal, si Pemburu berjalan seenaknya, tiba-tiba ia jatuh terpeleset. Kawanan burung parakeet yang berpura-pura mati di sekitarnya pun kaget dan terbang dengan seketika tanpa menunggu hitungan dari si Parkit. Si Pemburu pun berdiri kaget, karena ia merasa telah ditipu oleh kawanan burung parakeet itu. Namun, tiba-tiba ia tersenyum,karena melihat ada seekor burung parakeet yang masih melekat pada perekatnya. Lalu ia menghampiri burung parakeet tersebut, yang tidak lain adalah si Parkit. “Kamu akan kubunuh!”, bentak si Pemburu dengan marah. Si Parkit sangat ketakutan mendengar bentakan si Pemburu.

Si Parkit yang cerdik itu, tidak mau kehilangan akal. Ia segera berpikir untuk menyelematkan diri, karena ia tidak mau dibunuh oleh si Pemburu itu. “Ampuni hamba, Tuan! Jangan bunuh hamba! Lepaskan hamba, Tuan!” pinta si Parkit. “Enak saja! Kamu dan teman-temanmu telah menipuku. Kalau tidak pasti aku sudah banyak menangkap kalian!” kata si Pemburu dengan marah. “Iya. Tapi itu kan bukan salahku. Ampuni hamba, Tuan! Hamba akan menghiburTuan setiap hari!” kata si Parkit memohon. “Menghiburku?” tanya si Pemburu. “Betul, Tuan. Hamba akan bernyanyi setiap hari untuk Tuan!” seru si Parkit. Si Pemburu diam sejenak memikirkan tawaran burung parakeet itu. “Memangnya suaramu bagus?” tanya si Pemburu itu mulai tertarik. Si Parkit pun bernyanyi. Suara si Parkit yang merdu itu berhasil mumbujuk si Pemburu, sehingga ia tidak jadi dibunuh. “Baiklah, aku tidak akan membunuhmu, tapi kamu harus bernyanyi setiap hari!”kata si Pemburu. Karena takut dibunuh, si Parkit pun setuju.

Setelah itu, si Pemburu membawa si Parkit pulang. Sesampai di rumahnya, si Parkit tidak dikurung dalam sangkar, tapi salah satu kakinya diikat pada tiang yang cukuptinggi. Sejak saat itu, setiap hari si Parkit selalu bernyanyi untukmenghibur si Pemburu itu. Si Pemburu pun sangat senang mendengarkan suara si Parkit. “Untung….aku tidak membunuh burung parakeet itu”, ucap si Pemburuh. Ia merasa beruntung, karena banyak orang yang memuji kemerduan suara si Parkit. Sampai pada suatu hari, kemerduansuara si Parkit tersebut terdengar oleh Raja Aceh di istananya. Raja Aceh itu ingin agar burung parakeet itu menjadi miliknya. Sang Raja memanggil si Pemburu menghadap kepadanya. Si Pemburu pun datang ke istana dengan perasaan bimbang, karena ia sangat sayang pada si Parkit.

Sampai di hadapan Raja Aceh, ia tidak bersedia memberikan si Parkit yang bersuara merdu itu kepada Sang Raja. “Ampun, Baginda! Hamba tidak bermaksud menentang keinginan Baginda!” kata si Pemburu memberi hormat. “Lalu,kenapa kamu tidak mau memberikan burung itu?” tanya sang Raja. “Ampun, Baginda! Mohon beribu ampun! Hamba sangat sayang pada burung tersebut. Selama ini hamba telah memeliharanya denganbaik”, jawab si Pemburu. Mendengar jawaban itu, “Kalau begitu, bagaimana jikakuganti dengan uang yang sangat banyak.?”, sang Raja menawarkan. Pemburu itu pun terdiam sejenak memikirkan tawaran itu. Tidak lama, “Ampun, Baginda! Jika Baginda benar-benar menyukai burung parakeet tersebut, silakan kirim pengawal untuk mengambilnya!” kata si Pemburu sambil memberi hormat. Sang Raja sangat senang mendengar jawaban si Pemburu. Ia pun segera memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mengambil burung parakeet tersebut dan menyerahkan uang yang dijanjikannya kepada si Pemburu. Si Parkit pun dibawa ke istana dan dimasukkan ke dalam sangkar emas. Setiap hari si Parkit disediakan makanan yang enak. Meksipun semuanya serba enak,namun si Parkit tetap tidak senang, karena ia merasa terpenjara. Ia ingin kembali ke hutan belantara tempat tinggalnya dulu, agar ia bisa terbang bebas bersama rakyatnya. Karena merasa sedih, si Parkit sudah beberapa hari tidak mau menyanyi untuk sang Raja. Mengetahui burung parakeetnya tidak mau menyanyi lagi, sang Raja mulai bimbang memikirkan burung parakeetnya. Karena ingin tahu keadaan burung itu yang sebenarnya, maka sang Raja pun memanggil petugas istana, “Kenapa burung parakeetku tidak mau bernyanyi lagi beberapa hari ini? Dia sakit, ya?”. Petugas Istana itu menjawab, “Maaf, Tuanku. Hamba juga tidak tahu apa sebabnya. Saya telah memberinya makan seperti biasanya, tetapi tetap saja ia tidak mau bernyanyi,”.Mendengar jawaban dari Petugas Istana tersebut, Raja Aceh menjadi sedih melihat burung parakeetnya yang tidak mau bernyanyi lagi. “Ada apa, ya?” gumam sang Raja.

Beberapa hari kemudian, si Parkit bahkan tidak mau memakan apa pun yang disediakan di dalam sangkar emasnya. Ia terus teringat pada hutan belantara tempat tinggalnya dulu. Si Parkit pun mulai berpikir, “Bagaimana caranya ya….aku bisa keluar dari sangkar ini?”, gumam si Parkit. Tak lama, ia pun menemukan akal, “Aahh….aku harus berpura-pura mati lagi!”, si Parkit tersenyum sambil membayangkan dirinya lepas dan terbang tinggi. Akhirnya, pada suatu hari, ia pun berpura-pura mati. Petugas Istana yang mengetahui si Parkit mati segera menghadap sang Raja. “Ampun, Tuanku. Hamba sudah merawat dan memelihara sebaik mungkin, tapi burung parakeet ini tidak tertolong lagi. Mungkin karena sudah tua,” kata Petugas Istana melaporkan kematian si Parkit. Sang Raja sangat sedih mendengar berita kematian burung parakeetnya, sebab tidak akan ada lagi yang menghiburnya. Meskipun sang Raja masih memiliki burung parakeet yang lain, tetapi suaranya tidak semerdu si Parkit. Karena si Parkit tidak bisa tertolong lagi, “Siapkan upacara penguburan! Kuburkan burung parakeetku itu dengan baik!” perintahsang Raja. “Siap, Tuanku! Hamba laksanakan!” sahut Petugas Istana.

Penguburan si Parkit akan dilaksanakan dengan upacara kebesaran kerajaan. Pada saat persiapan penguburan, si Parkit dikeluarkan dari sangkarnya karena dianggap sudah mati. Ketika ia melihat semua orang sibuk, dengan cepatnya ia terbang setinggi-tingginya. Di udara ia berteriak dengan riang gembira, “Aku bebaasss…!!! Aku bebaasss….!!!. Orang-orang hanya terheran-heran melihat si Parkit yang dikira sudah matiitu bisa terbang tinggi.Akhirnya si Parkit yang cerdik itu bebas terbang ke hutan belantara tempat tinggalnya dulu yang ia cintai. Kedatangan siParkit pun disambut dengan meriah oleh rakyatnya.

Posted from WordPress for Android